Apakah waktu World of Warcraft sudah tiba?

Share This Post

Dulunya adalah pemimpin dari industri game massively multiplayer online (MMO), World of Warcraft (WOW) sudah melihat banyak game yang datang dan pergi. Tapi setelah 17 tahun di industri ini, WoW harus berhadapan dengan pukulan dari streamer terkenal Asmongold.

Sejak video Youtubenya yang menyudutkan diposting pada tanggal 20 Maret, pemain WoW langsung merosot jauh. Blizzard melaporkan penurunan 5 juta pemain di pemain aktif bulanan antara Q1 2020 dan Q1 2021 – walaupun kita tidak bisa melihat berapa banyak yang pemain WoW, ketidakpuasan yang terus bertambah pada game ini sangat jelas terlihat.

Tapi keterpurukan WoW baru-baru ini tidak bisa sepenuhnya disebabkan oleh Asmongold. Tapi, banyak yang berpendapat kalau penurunannya ini disebabkan ulah mereka sendiri. Setelah bertahun-tahun retcon, transaksi mikro, dan mengabaikan pemainnya, banyak yang berspekulasi kalau waktu WoW telah tiba.

Blunder World of story

Kita harus mengakui – Blizzard memang punya kualitas ketika menulis cerita. Mulai dari cerita Arthas sampai ke legends of Stalvan, sudah tidak terhitung berapa kali mereka membuat imajinasi kita melayang.

Hal yang menyebalkan adalah mereka mengambil semua pekerjaan bagus mereka lalu melemparnya keluar jendela. Ingat bagaimana Malfurion dan Tyrnade memberhentikan Arthas dan Illidan di The Frozen Throne (TFT) – hanya untuk hilang di The Burning Crusade (TBC)?

Sangat tidak dapat diterima. Dengan terus-menerus mengabaikan elemen penting di cerita sebelumnya, dan menyimpan retcon yang jelek, Blizzard sedang mengubur universe mereka sendiri.

Pemain Kasual tidak diutamakan

Komplain lazim lainnya adalah Blizzard memperlakukan pemain kasual solo sebagai pemain cadangan saja. Untuk pemain yang muncul sewaktu-waktu, banyak yang suka di proses awal – tapi tidak ketika sudah mulai memainkan karakternya. 

Meskipun banyak konten rahasia yang tersedia, banyak pemain yang tidak tahu kalau itu ada, dan bahkan dengan campaign mingguan, banyak yang kesusahan untuk ikut karena level mereka terlalu jauh.

Dengan itu, bukan kejutan lagi banyak pemain yang meninggalkan game ini setelah hype awal. Ketika dibandingkan dengan MMO lain yang berusaha lebih di mode solo playernya, WoW masih jauh tertinggal.

Jebakan kematian dari transaksi mikro

Memang menyedihkan, transaksi mikro sudah menjadi andalan di industri gaming – tapi ini masih membuat kesal para pemain WoW. 

Dalam pre-patch TBC terakhir, Blizzard membuat banyak pengumuman. Salah satunya adalah Dark Portal Pass – boost satu kali untuk karakter di Burning Crusade Classic sampai level 58 dengan harga $47. Boost ini juga memberikan karakter tunggangan gratis, satu set gear magic, gold, dan tas. 

Tapi di dalam sebuah game dimana grinding adalah bagian penting, hal seperti ini memberikan keunggulan yang tidak adil. Hal ini membuat perdebatan besar mengenai pay to win dan menyebabkan sentimen kalau jiwa game ini sudah lenyap.

Apakah WoW mati?

Jadi apakah game berumur 17 tahun ini menemukan ajalnya? Jawaban singkatnya adalah tidak – WoW akan terus menjadi game ikonik dan masih menyimpan banyak budaya pop. Tapi jika perkembangan terakhir banyak menuntunnya, hanya butuh waktu sampai Blizzard menyelesaikan hal ini. Butuh penanganan cepat untuk menyelesaikan semuanya. 

+ posts

More Like This

- Advertisement -