Pengaturan Pertandingan di Esports bagian III: Apakah Ribo benar-benar sengaja mengalah?

Share This Post

Gamer Filipina akan mengingat post sosial media yang dilakukan oleh CJ “Ribo” Ribo bulan Maret awal tahun ini. 

Setelah timnya BREN Esports kalah dari ONIC PH dan Nexplay Esports di MPL PH Season 7, Ribo mengunggah satu gambar tumpukan uang peso. Dalam postingan itu terdapat sebuah judul yang bertuliskan: “Ez Money. Vacation again. HAHAHAHA it’s still too early anyways.”

Apakah dia terlibat dalam pengaturan pertandingan? Beberapa dalam komunitas MLBB berpikir demikian, dan tidak mengagetkan, karena banyak pemain terkenal melakukan hal demikian dalam satu dekade terakhir.

Credit: Facebook/ Cj Ribo

“Untuk yang mengatakan kami sengaja mengalah dalam game untuk uang, bodoh, kami tidak mengalah, kami hanya kurang latihan,” kata Ribo dalam post Facebook lanjutan. 

Kontroversi karena post nya dan tuduhan pengaturan pertandingan menunjukkan betapa betapa dunia esports sudah dinodai oleh “322” . Angka “322” sudah diasosiasikan dengan pemain yang secara sengaja mengalah dalam suatu game untuk uang sejak 2013, ketika pemain Rusia Aleksey “Solo” Berezin bertaruh melawan timnya sendiri dalam event besar Dota 2 dan memenangkan uang US$322.

Ada beberapa skandal “322” di Asia Tenggara. Faktanya, ketika Amihan Esports mengumumkan Jacko “Jacko” sebagai pemain terbarunya untuk tim MLBB awal tahun ini, banyak terdapat kritik.

Credit: Facebook/ Invictus Gaming

Lihat, Jacko termasuk dalam tim yang disebut “Skandal 322 PH tahun 2014”. Dengan hanya berumur 15 tahun, dia merupakan bagian dari Mineski Esports yang sengaja mengalah untuk uang, dan dilarang bermain oleh Valve untuk event besar seperti Major dan TI. Tahun itu, sejumlah 16 pemain Asia Tenggara ditemukan bersalah karena mengatur pertandingan, termasuk pemain dari tim Malaysia, Arrow Gaming. 

Sedihnya, skandal “322” masih terjadi sesekali di area ini. Tahun ini, kasus pertama Singapura ditemukan, dengan lima pemain Resurgence dilarang bermain oleh Valorant Esports setelah salah satu dari mereka membuat taruhan US$3.000 ilegal melawan timnya sendiri. Dan ini bukanlah hanya fenomena regional saja.

Polisi sudah datang! Bukan hanya di GTA

Bukan sebuah kejutan kalau pengaturan pertandingan di esports menjadi fenomena dunia dengan uang yang terlibat di dalamnya. Menurut Market Insights, pasar taruhan esports dunia dinilai sebesar US$12,67 miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan meningkat mencapai US$ 20,73 miliar pada tahun 2027. 

Memerlukan tindakan keras. Pada tahun 2016, ketidakadaan badan pengurus di industri ini, Esports integrity Commission (ESIC) dibentuk dengan pengacara British Ian smith untuk menggabungkan semua industri esports melawan korupsi dan melindungi integritas kompetisi. Setelah itu, sejumlah federasi nasional dan penyelenggara taruhan seperti Betway dan GGBet bergabung dalam misi melawan pengaturan pertandingan.

Credit: ESIC

Tapi ini perang yang sangat hebat oleh ESIC. Pertama, mereka perlu mengumpulkan federasi nasional. Sekarang, hanya ada 5 pendukung yang terdaftar di website – Mongolia, Swiss, Selandia Baru, Portugal, dan Bahama. 

Kedua, beberapa meragukan kenetralan mereka, dengan beberapa yang mengatakan kalau ESIC dengan salah menilai pertandingan itu diatur sehingga penyelenggara taruhan tidak perlu memberikan hadiah kepada pemenang. Tuduhan itu sudah disangkal oleh Komisioner ESIC Smith, yang juga mengatakan pengatur pertandingan adalah “idiot” pada kesempatan lalu.

Tapi di samping ESIC, mungkin beberapa agen pertahanan hukum lainnya perlu membantu hal ini. Dan tidak lain adalah Interpol. Match Fixing Task Force sudah dibentuk untuk melindungi integritas esports pada tahun lalu.

Federal Bureau of Investigation (FBI) di Amerika Serikat juga sudah bekerja dengan ESIC untuk menginvestigasi gamer Amerika Serikat mengenai pengaturan pertandingan dan taruhan ilegal di kompetisi Counter Strike. 

Agen penegak hukum seperti itu pastinya akan memberikan banyak ancaman untuk pengatur pertandingan. Kami tidak hanya ingin larangan bermain, tapi juga denda atau bahkan penjara.

Memastikan bahwa kompetisi itu bersih sangatlah krusial untuk masa depan esports. Direktur penelitian di perusahaan data Ampere Analysis, Piers Harding-Rolls, sangat percaya akan hal ini. 

Dia mengatakan pada BBC kalau integritas esports adalah “hal yang sama penting dengan potensi komersialnya. 

“Sangat jelas, sangat positif kalau para penegak hukum sudah terlibat dalam menginvestigasi kasus pengaturan pertandingan. Ini adalah respon solid yang dibutuhkan untuk membantu esports mendapatkan tempat yang sama seperti olahraga tradisional dan terus menjadikannya mainstream,” tambahnya.

+ posts

More Like This

Gamers8 Bakal Kembali dengan Rekor Hadiah Besar!

Arab Saudi akan pecahkan rekor hadiah turnamen terbesar dunia. Salah...

Perkenalkan Joshua “Ghirlanda” Bianchi, sang Ayah yang Kejutkan Kompetisi Tekken!

Mentalitas adalah kunci. Tak ada sponsor, seorang putri kecil yang...

Analisis: Beberapa Faktor Penyebab Naik Turun Performa yang Drastis dalam Esports

Beberapa hal terlintas dalam pikiran saat membahas dunia olahraga,...

Eks CEO Evos Singgung Mantan Timnya dengan

Sempat mundur dari sorotan media esports, mantan CEO tim...

OHMYV33NUS, Atlet Esports Mobile Legends Pertama yang Mewakili Komunitas LGBTQ

Maskulinitas toksik saat ini menjadi permasalahan dalam kehidupan modern....

Jadi Kejutan, S2G Esports Raih Gelar Juara di PMGC Grand Finals 2022!

Babak final Pubg Mobile Global Championship (PMGC) 2022 baru...
- Advertisement -