Berpikir kalau hidup sebagai pemain esports profesional itu mudah? Pikir lagi, kata pemain Dota 2 KJ

Share This Post

Seberapa susah hidup sebagai seorang atlet esports?

Lagi pula, berlatih dan kompetisi mengelilingimu selagi kamu duduk di kursi yang nyaman bermain game komputer. Mungkin terlihat mewah, melihat nama dan mukamu disorot di siaran langsung di seluruh dunia melalui layar lebar sebuah arena besar yang berisi penuh dengan teriakan fans. Dan jangan lupa uangnya – berapa banyak jumlah pemuda umur 22 tahun yang bisa meningkatkan pendapatan karir di atas US$200.000 setelah hanya 2 tahun di jalur profesional?

Tapi intip keseharian pemain Dota 2 profesional dari Brazil Matheus “KJ” Santos Jungles Diniz, dan mungkin kalian akan segera menyadari kalau kehidupan pemain top tidak seindah yang dikira.

Kredit: Matheus “KJ” Santos Jungles Diniz

Atlet NoPing e-sports ini sedang digadang-gadang menjadi salah satu nama besar di Singapore 2021 Global Esports Games (GEG), yang diadakan minggu lalu. Tidak hanya itu, tim KJ juga menang di kategorinya — Dota 2 Open.

Kredit: https://twitter.com/GosuGamers/status/1472575117200789511?s=20 

“Saya rasa (penampilan kami) bagus. Kami tim yang sama dari DPC, maka dari itu kami berlatih banyak sebelum berangkat. Kami sudah beradaptasi dengan gamenya. Saya suka penampilan kami. Sangat baik, terlebih lagi setelah satu minggu tanpa bermain,” kata KJ setelah game, menggaris bawahi kalau sehari saja tidak bermain Dota 2 bisa berefek pada penampilan pemain.

Dua tahun belakangan merupakan hal yang tidak pasti untuk KJ. Sebelum mencatatkan namanya sendiri di The International (TI) — turnamen termewah esports dengan total hadiah sebesar US$40 juta — KJ hanya bermain di turnamen kecil saja. Tapi mengikuti performa impresif pemain support ini di kualifikasi TI dengan tim dulunya SG esports, KJ bangkit dari pemain biasa Dota 2 menjadi salah satu talenta paling menjanjikan yang dimiliki Brazil.

Tapi kebangkitan tim Dota 2 mungkin bisa disamakan seperti meteor, mengharuskan siapapun yang berada di atas harus bekerja lebih kuat ke depannya.

Dengan rata-rata 6 sampai 8 jam sehari digunakan untuk berlatih – bahkan pernah lebih lama karena turnamen sudah dekat untuk mendiskusikan strategi – berarti tidak ada waktu istirahat untuk menghilangkan lelah.

Sedikit heran karena kehidupannya berputar di sekitar Dota 2.

“You wake up, you get your breakfast ready, go “Kamu bangun, bersiap untuk sarapan, pergi ke PC dan seperti itu sepanjang hari,” kata gamer berbasis di Sao Paulo ini.

“Dan bahkan di hari bebas mu, kamu di depan PC berbicara tentang Dota. Kamu tidak berteriak di depan tim lain,” tambah KJ sambil tertawa.

KJ, yang merupakan kapten SG Esports dan sekarang menjadi kapten tim Brazil di Dota 2 Open, merasakan persatuan yang dia bagi dengan rekan satu timnya – hidup, latihan, berkompetisi bersama, adalah salah satu kekuatan timnya.

“Kami hanyalah tim baru dan kami sangat lapar,” katanya. 

“Semua orang di sini memberikan 100%. Tidak ada yang mau 80% atau 50%, setiap orang mau 100. Saya cukup yakin kami adalah tim yang berlatih paling sering. Semua tentang mental. Karena bukan karena kamu berlatih lebih banyak, kamu akan menang. Tidak seperti itu. Tapi kalau kamu berlatih lebih sering dan kamu punya kekuatan mental, kamu pasti bisa.”

Bulan Desember sangatlah sibuk. Di samping berkompetisi di GEG, NoPing esports team juga akan bermain di Dota Pro Circuit (DPC), dengan game selanjutnya pada tanggal 5 Januari 2022, kata KJ.

Intensitas tambahan dari periode ini mungkin menjadi berita baik untuk fans karena artinya tim Brazil ini memasuki turnamen dengan performa top mereka.

“Kami latihan sangat banyak, setiap hari dengan hanya 1 hari libur per minggu,” kata KJ, yang timnya baru saja menang 2-0 dari Hokori di DPC. 

“Saya sebenarnya merasa persiapan untuk DPC sekarang lebih susah daripada TI karena kami bermain 5 game per hari sekarang, sedangkan di TI, kami bermain 4 game sehari.”

KJ mengatakan kondisi dan persiapan tim untuk DPC sangat membantu untuk memenangkan GEG.

Final statistics of the games between Team Singapore and Team Brazil during the GEG21 Dota 2 Open finals. Game 1 (left), Game 2 (right)

Sebagian alasan kesuksesan adalah dia bermain dengan rekan tim yang familiar: Thiago “Thiolicor” Cordeiro, yang dulu bermain untuk SG esports.

“Dan ya, pada dasarnya kami sangat percaya diri karena itu. Kami sudah kenal lama jadi proses adaptasi dan perubahan yang mungkin kita akan ambil bisa selesai dengan mudah.”

Dan dengan GEG yang merupakan pengalaman bagus untuknya, KJ sudah bersiap untuk game berikutnya di DPC, yang sama kompetitifnya.

“Semua hal baru, orang bisa menjadi sedikit gugup dan kamu harus bisa mengontrol emosi, terlebih lagi di TI ketika banyak emosi karena ini mimpi setiap orang. Ya, setiap orang. Tapi DPC kamu bermain di rumahmu, jadi semua orang merasa nyaman,” katanya.

Meski tim Brazil menang, KJ punya sedikit waktu untuk berkeliling Singapura. Dia akan menaiki pesawat untuk pulang ke rumah merayakan Natal sebelum latihan lagi untuk DPC.

“(Tertahan di hotel), sangat menyebalkan. Terlebih lagi karena kota ini sangat indah. Jadi saya ingin tahu harus pergi kemana..beberapa tempat untuk turis, atau hanya berkeliling dan lihat apa yang terjadi. Tapi sekarang, kami hanya bisa melihat dari jendela hotel.”

Kredit: https://www.gosugamers.net/dota2/news/55402-team-brazil-are-gold-medalists-at-geg-2021-dota-2-open-category 

Tapi tidak ada istirahat selama libur Natal.

“Kami ingin melihat keluarga kami dan kembali bermain Dota karena tidak ada waktu banyak. Kami bahkan tidak pergi berlibur akhir tahun. Hal ini tidak akan terjadi pada pemain Dota. Saya tidak bisa kalau tidak bermain Dota saat Natal dan malam Tahun baru. Saya harus main.”

Meski kehidupan yang sibuk sebagai pro gamer, KJ tidak akan menggantikan apa yang sudah dia dapat sekarang dengan apapun.

“Sangat sulit pada awalnya,” kenangnya.

“Kamu harus meyakinkan keluargamu (kalau esports adalah karir yang baik) dan kamu harus benar-benar bisa menghasilkan uang sebelum kamu berhenti dari pekerjaanmu. Seperti saya bekerja di awal karir profesional saya, lalu berhenti.”

Dan dia tidak pernah melihat ke belakang sejak itu.

“(Orang tua saya), mereka mengerti kalau butuh (bagi saya untuk latihan) sepanjang waktu. Mereka tidak suka itu karena mereka ingin saya bersama mereka. Tapi mereka mengerti itu pekerjaan saya. Benar? Saya yang memilih itu.”

Kredit: Matheus “KJ” Santos Jungles Diniz

“Saya bahagia,” tambah KJ. “Sejak saya berkomitmen menjadi pemain Dota, saya harus memberikan 100%. Saya tidak bisa berpikir selain ini. Maksudnya, saya bisa berpikir, tapi tidak pantas untuk dipikirkan. Saya hanya harus memberikan yang terbaik.

“Dan ya, itulah kehidupan pemain Dota,” katanya sambil tertawa.

+ posts

More Like This

Juara dari Global Esports Game yang perdana membuktikan esports adalah pergerakan global

Setelah dua hari dari kompetisi yang intens, juara pertama kali dari Global Esports Games yang perdana sudah muncul. Dan tetap berpegang teguh pada visi Global Esports Federation dan GEG yaitu menghubungkan dunia melalui kekuatan esports, pemenang yang berbeda-beda - 9 anggota berjalan keluar dengan 12 medali yang ditawarkan - sudah membuat Games yang perdana ini menjadi perayaan global dari #worldconnected. Tanpa berlama-lama lagi, inilah juara dari Singapore 2021 Global Esports Games.

Global Esports Games 2021: Ini yang kamu harus perhatikan

Global Esports Games (GEG) akan dihadiri lebih dari 100 pemain dari dunia esports, gabungan antara pendatang baru dan profesional veteran. Nama seperti Bruce “GamerBee” Hsiang, Thiago de Oliveira “Thiolicor” Cordeiro dan Yuri “Yuri_FPOLIS” Felicio de Andrade adalah beberapa nama yang terkenal di game masing-masing.
- Advertisement -