Grandon Oh: Kehidupan penipu

Share This Post

Kebanyakan orang bangun di hari biasa sekitar pukul 8 pagi, mandi, lalu sarapan dan pergi bekerja.

Tapi tidak untuk Grandon Oh. Dia bangun jam 10 pagi dan langsung bekerja, mata ke arah layar, jari-jari di mouse dan telinga ditutup di dalam headphone.

Tidak. Dia bukan gamer. Dia adalah orang yang menginformasikan apa yang terjadi di dalam game, entah itu League of Legends atau Valoran. Grandon “Gamernissem” adalah seorang komentator dan dia sangat mencintai pekerjaannya.

“Saya bangun di pagi hari berpikir tentang diri saya, man, saya cinta pekerjaan saya!,” kata pemuda 22 tahun ini dengan energi yang menggebu-gebu.

Dan memang betul begitu. Sudah melakukan hal ini dari umurnya 15 tahun, Grandon percaya perjalanannya masih panjang, meskipun lamanya dia menjadi komentator.

“Saya tidak ingin bilang kalau saya adalah anggur tier atas, tapi lebih ke arah entry-level yang sudah tinggi. Seperti kamu meninggalkan saya di dalam lemari dan lupa, tapi ketika kamu membawa saya kembali rasanya seperti wow, sangat terproses dengan baik,” katanya.

Perjalanan yang sulit

Dia pertama kali mencoba peruntungannya ketika dia wawancara untuk mengomentari Garena Open Qualifier 2014 lalu. Dia gagal melewati rintangan tapi cukup untuk dikenal oleh veteran lokal Jensen “JStorn” Goh. Jstrom mengundangnya untuk belajar sebagai observer, sebuah kesempatan yang diambil Gammernissem.

“Jika bukan karena dia, saya mungkin tidak ada kesempatan menjadi komentator,” tambahnya.

Peran sebagai caster itu sulit. Satu hal, kamu harus familiar dengan mekanisme game untuk tahu apa yang sedang terjadi. Lalu, kamu juga harus tahu apa meta yang sedang tren untuk mengomentari strategi. Terakhir, kamu harus cekatan – perang di esports hanya dalam hitungan detik. Dan tidak seperti sepakbola, tidak ada replay untuk diulang.

“Sangat banyak trial dan error,”kata Gamernissem. “Sangat sulit, kamu harus memutar otak sedikit untuk mencari apa yang bekerja dengan baik/”

Setelah mendapatkan pengalaman, Gamernissem mendapatkan langkah besar pada tahun 2018 ketika dia diberi kesempatan untuk pergi ke Thailand, China dan bahkan Hong Kong untuk PUBG Major 2018. Ini bertindak sebagai langkah besar dan pengalaman untuknya. Tapi akibatnya dia tidak memiliki nilai di sekolah yang baik – sesuatu yang tidak disesalinya.

“Tapi kalau melihat ke belakang, saya tidak menyesal,” ujarnya. “Ini seperti mengubah perspektif, kamu melihat budaya yang berbeda total, dan kamu bisa menjadi mandiri jauh lebih cepat.”

Membangun jalan selanjutnya

Untuk pekerjaan berat seperti komentator, semua adalah tentang perkembangan dengan pesar. Rencana Gamernissem adalah untuk melatih itu semua setiap hari dan berharap untuk bekerja di event internasional seperti Mid-Season Invitationals dan Valorant Champions Tour.

Sangat harus bekerja keras tapi dia sangat bahagia, sebagian karena passionnya untuk pekerjaan ini.

“Saya pikir saya sangat beruntung dengan banyaknya kesempatan, tapi hal yang lebih penting adalah ketika itu datang, saya harus menunjukkan saya cukup baik.”

+ posts

More Like This

Gamers8 Bakal Kembali dengan Rekor Hadiah Besar!

Arab Saudi akan pecahkan rekor hadiah turnamen terbesar dunia. Salah...

Perkenalkan Joshua “Ghirlanda” Bianchi, sang Ayah yang Kejutkan Kompetisi Tekken!

Mentalitas adalah kunci. Tak ada sponsor, seorang putri kecil yang...

Analisis: Beberapa Faktor Penyebab Naik Turun Performa yang Drastis dalam Esports

Beberapa hal terlintas dalam pikiran saat membahas dunia olahraga,...

Eks CEO Evos Singgung Mantan Timnya dengan

Sempat mundur dari sorotan media esports, mantan CEO tim...

OHMYV33NUS, Atlet Esports Mobile Legends Pertama yang Mewakili Komunitas LGBTQ

Maskulinitas toksik saat ini menjadi permasalahan dalam kehidupan modern....

Jadi Kejutan, S2G Esports Raih Gelar Juara di PMGC Grand Finals 2022!

Babak final Pubg Mobile Global Championship (PMGC) 2022 baru...
- Advertisement -